21 Dec 2010

FILM PERTAMA

Percaya atau tidak, peralatan serupa itu pertama kali dibuat karena taruhan. Dua orang
bersahabat di Amerika yang menggemari pacuan kuda sering berdebat tentang apakah keempat
kaki seekor kuda yang sedang berlari sebenarnya pernah melayang di udara secara serempak.
Kuda-kuda berlari sangat cepat sehingga tidak mungkin untuk melihat kecepatan gerak kakinya
dengan mata telanjang. Keduanya lalu membuat taruhan untuk mengakhiri perselisihan tersebut.
Mereka mengundang seorang fotografer untuk membantunya. 
Fotografer tersebut, seorang
Maybridge, memasang sederet
kamera diam, kemudian
mengikatkan seutas tali ke picu
masing-masing kamera dan
merentangkannya melintang dijalur
pacuan. Tali-tali tersebut sangat tipis, sehingga tidak membuat kuda tersandung. Seekor kuda
yang tengah berlari kemudian melintas didepan kamera-kamera tersebut. Segera kuda itu
menabrak tali dan memutuskannya setelah menarik picu kamera. 
Ketika gambar negatif dicuci, akan tampak serangkaian gambar diam seekor kuda yang
sedang berlari. Jika kalian memasang foto-foto itu dalam sebuah buku ilusi optic dan
menjentikkannya, kuda tersebut akan tampak berlari. lni hampir merupakan sebuah film seperti
yang kita tahu sekarang, tetapi pembuatannya sangat rumit dan memakan waktu berjam-jam.
Kalian harus memasang sebaris kamera dan mengikatkan banyak tali di tempat yang akan dilalui
seorang aktor. Tetapi apakah yang akan kita lakukan jika sang aktor, katakanlah, duduk? Jelas
bahwa ini merupakan jalan yang salah menuju gambar hidup. 
Tetapi tidak lama kemudian, suatu peralatan yang memudahkan pembuatan film segera
dikembangkan. Para penemu yang bertanggung jawab atas pengambilan langkah besar ini adalah
Louis dan Auguste Lumiere, dua bersaudara berkebangsaan Prancis, yang pertama kali membuat
kamera film dan proyektor, dan yang pertama kali mempertontonkan ke public sebuah film di
tahun 1895. 
Kalau saya tidak salah. taruhan dimenangkan oleh sahabat pecintakuda yang mengklaim
bahwa keempat kaki kuda akan melayang diudara pada saat yang sama.
Lumiere bersaudara membuat kertas transparan (film) yang panjang dan melapisinya
dengan suatu campuran dari perak dan beberapa bahan kimia lainnya Selanlutnya mereka
mengikatkan pada sebuah gulungan dan meletakkannya dalam sebuah kotak berlensa- yaitu
sebuah kamera. Film tersebut diputar dengan engkol di tangan sehingga melintas dibelakang
lensa, dan sebuah picu mekanik memastikan bahwa serangkaian gambar diam telah terekam
diatasnya. Itulah kamera bioskop sebenarnya yang pertama! 
Setelah dicuci secara kimia, film tersebut ditempatkan dalam sebuah kotak lain, disebut
proyektor dan sama dengan kamera yang memiliki sebuah bohlam terang untuk menyinari film.
Film tersebut kemudian
diputar dengan engkol, seperti
pada kamera. Dan serangkaian
gambar diproyeksikan ke layar
putih. Berderet.deret orang
duduk dan menonton film
tersebut. Itulah bioskop
Pertama! 
Menurut cerita, saat itu para penonton sangat terkejut dan terguncang hingga mereka
berhamburan melarikan diri dari gedung bioskop dalam kepanikan. takut tertabrak kereta
tersebut. Film kedua lumiere sedikit lebih ambisius. Yaitu sebuah komedipendek di mana sebuah
tipuan diberikan kepada seorang tukang kebun yang sedang menyirami bunga. Seorang tetangga
bergerak perlahan-lahan mendekati tukang kebun itu' kemudian menginjak selang sehingga
menghentikan aliran air. tukang kebun bertanya-tanya dan melihat kedalam selang, lalu seketika
tetangga itu mengangkat kakinya, dan air menyemprot tepat di mata tukang kebun. Para
penonton waktu itu menganggapnya sangat lucu. 
Mengapa itu sangat Penting? 
Karena film tersebut mempunyai sebuah cerita! Untuk membuat film, di samping
mempunyai kamera, kalian juga harus mempunyai sebuah cerita yang menjadi dasar film kalian.
Kamera yang kalian (atau orang tua kalian) miliki tentu saja bukan sebuah kamera film, tetapi
sebuah kaset video atau kamera CD. Ia bekerja menurut prinsip dasar yang sama seperti kamera
standar film, karena masih menggunakan cahaya yang memasuki kamera melalui sebuah lensa.
Di sini cerita berubah karena sebagai pengganti penyinaran cahaya ke film, lensa
memproyeksikannya pada suatu chip yang sensitif terhadap cahaya, yang mengubah gambar
menjadi sinyal yang kemudian direkam di atas pita dengan partiker-partikel magnetik halus atau
ke CD. Oh tolong Sungguh makin rumitll! 
Tenang, saya janji itu tidak akan terlalu rumit. Mengetahui bagaimana kamera video
bekerja, benar-benar bukan tujuan kita. Bahkan saya sendrri tidak bisa, menjelaskan kepada
kalian sepenuhnya, meski saya telah membuat film selama bertahun-tahun.
Maka mari kita lupakan elektron, CCD, CRT, dan radiasi electromagnet, dan
konsentrasilah pada cara Pembuatan film!

No comments:

Post a Comment

Jika postingan ini membantu ANDA, maka
TINGGALKAN KOMENTAR DI KOTAK YANG TELLAH DISEDIAKAN