Peringatan hari pendidikan nasional (HARDIKNAS) di peringati setiap tanggal 20 Mei tiap tahun nya. Namun seringkali perkingatan ini masih diwarnai dengan potret pendidikan nasional yang suram, ini dapat dilihat dari survey yang dikeluarkan oleh Bank Dunia pada tahun 2004, yakni turunnya ranking Human Development Indexk (HDI) Indonesia. Pada tahun 2004 HDI Indonesia menduduki ranking 114 dari sekitar 140 negara.
Memang jika dibandingkan dengan Negara Malaysia yang menduduki ranking 20 besar sangat jauh sekali jaraknya karena memang masalah geografis, perbedaan budaya, dan etnis dalam memfformulasikan system pendidikan berbeda-beda. Para pakar pendidikan nasional mengkritisi proses dan system pendidikan nasional yaitu mulai dari masalah evaluasi (ujian) sampai dengan kurikulum yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal ini juga dikarenakan presentasi belanja pendidikan sangat kecil. Pendidikan di Indonesia yang rendah memang dikarenakan pada pendapatan perkapita seseorang. Banyak sekali warga Negara kurang mampu bahkan tidak mampu memberikan / menyekolahkan anaknya bahkan dirinya dengan bekal ilmu yang cukup. Hal demikian menjadi salah satu masalah khusus di Negara kita. Tidak hanya masalah pendidikan namun perekonomian juga menjadi salah satu masalah yang sangat butuh perhatian.
Masalah yang akan timbul dan dihadapi oleh para kaum mampu, yaitu setelah mereka selesai sekolah mereka masih dihadapkan pada dunia lapangan kerja yang sempit. Ini memungkinkan sekali menambah pengangguran / peningkatan pengangguran terbuka bagi angkatan kerja terdidik dan atau lulusan universitas. Pengangguran level pendidikan sarjana naik 0,04% dari tahun 2000-2001. Anehnya hal ini tidak mengurangi minat mereka untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan yang instan /mudah juga tidak akan meningkatkan pendidikan jika tidak disertai dengan kemampuan tersendiri untuk melihat masa depan. Pendidikan yang baik adalah SDM yang mempunyai kemampuan inovatif, kreatif, cerdas, dan peka terhadap perubahan.
Jadi semua dikembalikan pada pribadi masing-masing mengenai masalah dan tujuan pendidikan seseorang. Bukan masalah dari pemerintah mengenai angka presentase pendidikan yang rendah, tetapi pribadi masing-masinglah yang akan menentukan masa depannya. Pemerintah hanya memberikan bantuan tergantung bagaimana kita merealisasikannya.
Mengingat pentingnya pendidikan, diharapkan seseorang dapat menempuh pendidikan dengan baik untuk menghasilkan hal yang baik pula. Meskipun pendidikan membutuhkan banyak biaya/pengorbanan dalam menempuhnya.
(By: Nurul Faizah Kelas XI/IPS MA Cokroaminoto Wanadadi)
oke lah.... bagus karya anak bangsa... aku bangga dengan yang demikian..
ReplyDeletesipppppp.........
ReplyDeletemaju terus anak bangsa ku