30 May 2012

DUA TIGA (Cerpen)


Pukul 23.00 WIB. Lavi belum memejamkan mata, ia masih sibuk dengan kotak yang ada di hadapannya. Ia bingung akan di bungkus dengan kertas warna apa dan motif apa kotak itu untuk kemudian ia berikan kepada Robin besok pagi sebagai hadiah ulang tahun Robin yang ke 32 tahun (32 kebalikan dari 23).
Robin adalah Pria yang ia kenal 23 minggu yang lalu. Saat itu Lavi sedang berkunjung di sebuah Toko Roti untuk memesan roti ulang tahunnya yang ke 23 tahun. Saat itu Robin adalah karyawan baru yang bekerja di toko itu, ia baru 23 hari bekerja di toko itu sejak ia tiba di kota Banjarnegara 2 maret lalu.
(tanggal 2 bulan 3= 23).
Robin adalah pria malang yang datang dari kota malang jawa timur. Bukan karena ia datang dari kota malang kemudian ia disebut sebagai Pria malang, tetapi memang nasibnya yang dapat dikatakan malang. Bagaimana tidak, sore itu pukul 2 lewat 3 menit Robin di temukan oleh seorang juragan tergeletak tidak sadarkan diri di teras Toko Roti milik sang juragan itu. Waktu itu hujan sangat deras, kebetulan juga hari itu toko sedang tutup karena sejak kemarin adalah hari cuti bersama yang di tetapkan oleh Pemerintah, sehingga Toko Roti milik juragan itu tutup mungkin pelanggannya pergi liburan sehingga juragan roti itu berpikir percuma saja ia membuka tokonya karena tidak ada yang akan membeli rotinya. Hanya saja pas juragan akan mengambil sesuatu dari tokonya ia melihat Robin tak sadarkan diri tampak di teras tokonya.
Singkat cerintanya sang juragan membawa Robin ke dokter samping rumahnya yang kebetulan meski hari libur sang dokter masih melayani pasiennya karena sang dokter buka praktik di rumah kontrakannya sejak 23 tahun lalu. Robinpun sadarkan diri dan setelah menjalani beberapa hari perawatan ia sembuh dan dapat di  mintai keterangan oleh juragan yang menemukannya tadi. “kamu dari mana?” pertanyaan pertama yang di berikan oleh juragan kepada Robin waktu itu di jawab dengan jelas bahwa ia berasal dari kota malang. “saya dari malang pak”.
“Siapa nama mu nak?” juragan bertanya untuk yang kedua kalinya.
“Robin pak”. Begitulah, selalu saja Robin menjawabnya dengan kalimat pendek dan seadanya.
“kamu mau kemana?”. Kali ini Robin hanya terdiam, ia menundukkan kepala seraya memberi isyarat bahwa ia tak akan menjawab pertanyaan itu.
Ternyata Robin tidak mempunyai tujuan, ia hanya berbagi cerita bahwa ia kini tidak punya siapa-siapa lagi. Ibunya meninggal karena di bunuh ayahnya sendiri, sedangkan ayahnya bunuh diri setelah membunuh ibunya. Setelah itu Robin tidak tahu lagi apa yang terjadi karena ia tahu cerita tentang ayah dan ibunya pun dari orang lain. Saat peristiwa itu di terjadi Robin masih berumur 23 hari.  Robin hidup dan tumbuh besar di panti asuhan namun hingga ia berumur 32 tahun tidak ada orang yang mengadopsi atau mengambilnya untuk menjadikanya anak angkat seperti di sinetron-sinetron yang biasa tayang di televisi Indonesia Raya ini.
Dengan alasan itu lah sang juragan mengangkatnya sebagai saudara, dan ia sekaligus di kasih pekerjaan untuk menjaga Toko Rotinya setiap hari, tentu saja ini baru seperti sinetron yang biasa tayang di layar televisi Indonesia raya. Hingga akhirnya di minggu yang ke 23 Robin bertemu dengan Lavi, seorang gadis dengan wajah cantik, rambut tidak begitu lurus berwarna pirang, berkulit agak sedikit bule mirip  Bintang  film Amerika yang biasa tayang di layar televisi pada jam malam juga di Indonesia Raya ini.
“23 minggu yang lalu  Aku  baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke 23 tahun. Dan kini tepat di minggu yang ke 23 adalah ulang tahun Robin, seorang Pria yang malang yang kini menjalani profesi sebagai penjaga Toko Roti sejak 23 hari yang lalu. Mengapa harus selalu pada angka 23 ya?” Lavi dalam hatinya diam-diam mencari tahu serba kebetulan yang ia temukan pada angka 23 yang tiba-tiba mengusik pikirannya. Namun ia tidak mau larut dengan apa makna angka 23 itu, kini ia ber konsentrasi mecari waktu yang tepat untuk datang ke Toko Roti tempat Robin bekerja dan menyerahkan kotak kado yang telah ia bungkus tadi malam untuk Robin.
Sebelum Lavi tiba di Toko Roti itu ia bertemu dengan Nella sahabat Lavi sejak masa SMA. Keduanya sudah bagaikan saudara. Nella mengajak Lavi untuk menemaninya ke toko buku terbesar di Banjarnegara untuk membeli sebuah buku. Tiba –tiba tersirat dalam pikiran Lavi untuk membelikan Robin sebuah buku, agar Robin tidak bosan saat menunggu pelanggan karena ia kini ada bacaan yang menemaninya. Maka Lavi pun mencari judul buku yang pas buat Robin yang kemudian ia menemukan sebuah buku yang berjudul “DUA TIGA”. Kini pikiran Lavi benar-benar terganggu dengan angka 23 itu, sejak awal pertemuannya dengan Robin di usianya yang ke 23 tahun 23 minggu yang lalu ia jadi banyak menjumpai angka-angka 23 hampir di setiap waktunya.
Kali ini Lavi benar-benar ingin mencari tahu tentang angka 23 itu. Hingga ia putuskan untuk membeli buku itu sebagai bahan bacaan yang akan menemani Robin dalam saat-saat menunggu pelanggan toko roti juragannya.  Sekilas Lavi membaca ringkasan cerita buku yang ia beli untuk Robin di toko buku terbesar di Banjarnegara itu. Buku itu menceritakan tentang perjalanan seorang anak laki-laki yang baru berumur 23 hari telah menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya telah meninggal. Kemudian bayi 23 hari itu melanjutkan perjuangan hidupnya di panti asuhan hingga usianya 23 tahun, beruntung ia dapat bersekolah hingga SLTA. Kemudian ia bekerja di sebuah rumah makan dan bertemu dengan seorang wanita yang berlanjut dengan hubungan asmara. Tetapi kemudian diantara mereka terjadi cekcok yang berakhir dengan pembunuhan. Wanita yang menjadi kekasih pemuda dalam buku yang Lavi baca itu dibunuh oleh pemuda itu. Kemudian pemuda itu di penjara, tetapi baru tiga tahun dalam penjara pemuda itu melarikan diri dan tamatlah cerita dalam buku yang Lavi baca tersebut.
Setelah buku itu Lavi berikan kepada Robin, Lavi tidak menyangka bahwa pemuda yang diceritakan dalam buku itu adalah Robin. Begitu terkejut dan tidak percaya Lavi dengan semua yang ia jumpai di usianya yang kini 23 tahun lebih 23 minggu itu.
Lavipun kini memilih menjauh dari Robin, ia beranjak pergi dari toko roti itu, tetapi belum ada 23 datik Lavi beranjak dari toko itu datang 23 anggota polisi menuju Toko Roti tempat kerja Robin. Lavipun cemas dan buru-buru menjauh takut kalau terlibat dengan masalah yang Robin hadapi.

No comments:

Post a Comment

Jika postingan ini membantu ANDA, maka
TINGGALKAN KOMENTAR DI KOTAK YANG TELLAH DISEDIAKAN