Pukul
23.00 WIB. Lavi belum memejamkan mata, ia masih sibuk dengan kotak yang ada di
hadapannya. Ia bingung akan di bungkus dengan kertas warna apa dan motif apa
kotak itu untuk kemudian ia berikan kepada Robin besok pagi sebagai hadiah
ulang tahun Robin yang ke 32 tahun (32 kebalikan dari 23).
Robin adalah Pria yang ia kenal 23
minggu yang lalu. Saat itu Lavi sedang berkunjung di sebuah Toko Roti untuk memesan
roti ulang tahunnya yang ke 23 tahun. Saat itu Robin adalah karyawan baru yang
bekerja di toko itu, ia baru 23 hari bekerja di toko itu sejak ia tiba di kota Banjarnegara
2 maret lalu.
(tanggal 2 bulan 3= 23).
Robin
adalah pria malang yang datang dari kota malang jawa timur. Bukan karena ia
datang dari kota malang kemudian ia disebut sebagai Pria malang, tetapi memang
nasibnya yang dapat dikatakan malang. Bagaimana tidak, sore itu pukul 2 lewat 3
menit Robin di temukan oleh seorang juragan tergeletak tidak sadarkan diri di
teras Toko Roti milik sang juragan itu. Waktu itu hujan sangat deras, kebetulan
juga hari itu toko sedang tutup karena sejak kemarin adalah hari cuti bersama
yang di tetapkan oleh Pemerintah, sehingga Toko Roti milik juragan itu tutup
mungkin pelanggannya pergi liburan sehingga juragan roti itu berpikir percuma
saja ia membuka tokonya karena tidak ada yang akan membeli rotinya. Hanya saja
pas juragan akan mengambil sesuatu dari tokonya ia melihat Robin tak sadarkan
diri tampak di teras tokonya.
Singkat
cerintanya sang juragan membawa Robin ke dokter samping rumahnya yang kebetulan
meski hari libur sang dokter masih melayani pasiennya karena sang dokter buka
praktik di rumah kontrakannya sejak 23 tahun lalu. Robinpun sadarkan diri dan
setelah menjalani beberapa hari perawatan ia sembuh dan dapat di mintai keterangan oleh juragan yang
menemukannya tadi. “kamu dari mana?” pertanyaan pertama yang di berikan oleh
juragan kepada Robin waktu itu di jawab dengan jelas bahwa ia berasal dari kota
malang. “saya dari malang pak”.
“Siapa
nama mu nak?” juragan bertanya untuk yang kedua kalinya.
“Robin
pak”. Begitulah, selalu saja Robin menjawabnya dengan kalimat pendek dan
seadanya.
“kamu
mau kemana?”. Kali ini Robin hanya terdiam, ia menundukkan kepala seraya
memberi isyarat bahwa ia tak akan menjawab pertanyaan itu.
Ternyata
Robin tidak mempunyai tujuan, ia hanya berbagi cerita bahwa ia kini tidak punya
siapa-siapa lagi. Ibunya meninggal karena di bunuh ayahnya sendiri, sedangkan
ayahnya bunuh diri setelah membunuh ibunya. Setelah itu Robin tidak tahu lagi
apa yang terjadi karena ia tahu cerita tentang ayah dan ibunya pun dari orang
lain. Saat peristiwa itu di terjadi Robin masih berumur 23 hari. Robin hidup dan tumbuh besar di panti asuhan
namun hingga ia berumur 32 tahun tidak ada orang yang mengadopsi atau
mengambilnya untuk menjadikanya anak angkat seperti di sinetron-sinetron yang
biasa tayang di televisi Indonesia Raya ini.
Dengan
alasan itu lah sang juragan mengangkatnya sebagai saudara, dan ia sekaligus di
kasih pekerjaan untuk menjaga Toko Rotinya setiap hari, tentu saja ini baru
seperti sinetron yang biasa tayang di layar televisi Indonesia raya. Hingga
akhirnya di minggu yang ke 23 Robin bertemu dengan Lavi, seorang gadis dengan
wajah cantik, rambut tidak begitu lurus berwarna pirang, berkulit agak sedikit
bule mirip Bintang film Amerika yang biasa tayang di layar
televisi pada jam malam juga di Indonesia Raya ini.
“23
minggu yang lalu Aku baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke 23
tahun. Dan kini tepat di minggu yang ke 23 adalah ulang tahun Robin, seorang Pria
yang malang yang kini menjalani profesi sebagai penjaga Toko Roti sejak 23 hari
yang lalu. Mengapa harus selalu pada angka 23 ya?” Lavi dalam hatinya diam-diam
mencari tahu serba kebetulan yang ia temukan pada angka 23 yang tiba-tiba
mengusik pikirannya. Namun ia tidak mau larut dengan apa makna angka 23 itu,
kini ia ber konsentrasi mecari waktu yang tepat untuk datang ke Toko Roti
tempat Robin bekerja dan menyerahkan kotak kado yang telah ia bungkus tadi
malam untuk Robin.
Sebelum
Lavi tiba di Toko Roti itu ia bertemu dengan Nella sahabat Lavi sejak masa SMA.
Keduanya sudah bagaikan saudara. Nella mengajak Lavi untuk menemaninya ke toko
buku terbesar di Banjarnegara untuk membeli sebuah buku. Tiba –tiba tersirat
dalam pikiran Lavi untuk membelikan Robin sebuah buku, agar Robin tidak bosan
saat menunggu pelanggan karena ia kini ada bacaan yang menemaninya. Maka Lavi
pun mencari judul buku yang pas buat Robin yang kemudian ia menemukan sebuah
buku yang berjudul “DUA TIGA”. Kini
pikiran Lavi benar-benar terganggu dengan angka 23 itu, sejak awal pertemuannya
dengan Robin di usianya yang ke 23 tahun 23 minggu yang lalu ia jadi banyak
menjumpai angka-angka 23 hampir di setiap waktunya.
Kali
ini Lavi benar-benar ingin mencari tahu tentang angka 23 itu. Hingga ia
putuskan untuk membeli buku itu sebagai bahan bacaan yang akan menemani Robin
dalam saat-saat menunggu pelanggan toko roti juragannya. Sekilas Lavi membaca ringkasan cerita buku
yang ia beli untuk Robin di toko buku terbesar di Banjarnegara itu. Buku itu
menceritakan tentang perjalanan seorang anak laki-laki yang baru berumur 23
hari telah menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya telah meninggal.
Kemudian bayi 23 hari itu melanjutkan perjuangan hidupnya di panti asuhan
hingga usianya 23 tahun, beruntung ia dapat bersekolah hingga SLTA. Kemudian ia
bekerja di sebuah rumah makan dan bertemu dengan seorang wanita yang berlanjut
dengan hubungan asmara. Tetapi kemudian diantara mereka terjadi cekcok yang
berakhir dengan pembunuhan. Wanita yang menjadi kekasih pemuda dalam buku yang
Lavi baca itu dibunuh oleh pemuda itu. Kemudian pemuda itu di penjara, tetapi
baru tiga tahun dalam penjara pemuda itu melarikan diri dan tamatlah cerita
dalam buku yang Lavi baca tersebut.
Setelah
buku itu Lavi berikan kepada Robin, Lavi tidak menyangka bahwa pemuda yang
diceritakan dalam buku itu adalah Robin. Begitu terkejut dan tidak percaya Lavi
dengan semua yang ia jumpai di usianya yang kini 23 tahun lebih 23 minggu itu.
Lavipun
kini memilih menjauh dari Robin, ia beranjak pergi dari toko roti itu, tetapi
belum ada 23 datik Lavi beranjak dari toko itu datang 23 anggota polisi menuju
Toko Roti tempat kerja Robin. Lavipun cemas dan buru-buru menjauh takut kalau
terlibat dengan masalah yang Robin hadapi.
No comments:
Post a Comment
Jika postingan ini membantu ANDA, maka
TINGGALKAN KOMENTAR DI KOTAK YANG TELLAH DISEDIAKAN